Jurnal Penelitian
ANALISIS KANDUNGAN
TIMBAL PADA MINYAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGGORENGAN YANG DIGUNAKAN
PEDAGANGGORENGAN
DISEKITAR
KAWASAN TRAFFIC LIGHT
KOTA
MAKASSAR TAHUN 2014
analysis of the lead content in the oil before and after frying
fried traders used
the traffic light area around the city
of
Makassar in 2014
![]() |
Syamsul
Bakhri (141 2010
0253)
Yusriani, SKM.,M.Kes (Pembimbing I)
Fatmah
Afrianty Gobel, SKM.,M.Epid (Pembimbing II)
Alamat Koresponden
Jl. Pampang II lr.5
Kelurahan Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan
085256909759
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada
Minyak Sebelum dan Sesudah Penggorengan
Yang Digunakan Pedangan Gorengan Di
Sekitar Kawasan Traffic Light
Kota Makassar
tahun 2014
PENULIS
Syamsul Bakhri*
Yusriani, SKM.,M.Kes**
Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**
NAMA INSTANSI
*) Mahasiswa Epidemiologi FKM UMI
**) Tim Pembimbing FKM UMI
Syamsul Bakhri (141 2010 0253)
Yusriani, SKM.,M.Kes (Pembimbing I)
Fatmah Afriyanti Gobel,SKM.,M.Epid (Pembimbing II)
Alamat Koresponden
Jl.
Pampang
II lr.5
Kelurahan Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan
ochulalkonjo@gmail.com
085256909759
analysis
of the
lead content in the oil before and after frying fried traders used
the traffic light area around the city of
Makassar in 2014
Syamsul Bakhri*,
Yusriani, SKM.,M.Kes**, Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**
Epidemiology Department of Public Health Faculty of Indonesian Moslem University
ABSTRACT
Background :
The people of Indonesia are very familiar with fast food such as fried foods commonly
sold in the streets or in crowded places. Lifestyles
are increasingly demanding more efficiency when making
the community happy eating foods
that do not require a long time to be processed and presented.
One aspect of the fried food is safe to
consume less lead content issued vehicle.
Methods :
This study aims to determine the content
of lead (Pb) in oil before and after frying
fried traders used
the traffic light in the area around
the city of Makassar in 2014. Research is a
descriptive study with an observational approach.
The population in this study was fried by 7 merchants around the area of the traffic light. Sampling technique that
porpusive sampling with 7 merchants fried.
Result :
The result showed that the lead content in the oil before
frying the lowest are traders who sell at
the crossroads of pioneer freedom
(power) that is equal to (-0.5417 ppm) and
the highest selling at a crossroads Pioneer Independence (Sudiang) is equal to (0
, 0852 ppm).
Lead content in the oil is the lowest
after the pengorengan
merchants who sell at a crossroads Pioneer Independence (power) that is equal to (-0.3820 ppm) and
the highest selling at a crossroads Pioneer Independence (Sudiang) is equal to (0.1297
ppm) and BPOM
categorized exceeds the maximum limit of
0.1 ppm in 2009.
Lack of knowledge
that is at the junction of Jln. Toddopuli East
Raya, Jl. Batua Kingdom-Abd.Dg. Sirua, Jln.
Pioneer Independence (Sudiang) and at the junction of Jln.
Pioneer Independence (Mandai). Attitude fried enough
that traders at
the intersection of Jl. Pioneer
Independence (Power) and at the junction of Jln. Whereas Bajiminasa of
Paradise-less attitude that is
selling at the intersection of Jl. Of Paradise-Parrot,
at the junction of Jln. Toddopuli East Kingdom,
at the junction of Jln. Batua Kingdom-Abd.Dg
Sirua, at the junction of Jln. Pioneer Independence (Sudiang) and fried
merchants who sell at the intersection of Jl. Pioneer Independence (Mandai). Fried merchants all
actions reasonably categorized.
Suggestion : The results
of this study in the hope that
the government and Makassar Health Agency providing
extension to the merchants of lead pollution melalaui fried food.
It is expected the public to reduce the consumption of fried foods that are sold at the roadside,
especially around the area of the
traffic light in the city of
Makassar.
Keywords :
Lead (Pb), cooking oil, knowledge, attitudes and
actions.
Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada
Minyak Sebelum dan Sesudah Penggorengan
Yang Digunakan Pedangan Gorengan Di
Sekitar Kawasan Traffic Light
Kota Makassar
tahun 2014
Syamsul Bakhri*,
Yusriani, SKM.,M.Kes**, Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**
Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
RINGKASAN
Latar Belakang :
Dewasa
ini masyarakat Indonesia sangat akrab dengan makanan siap saji seperti gorengan
yang biasa dijual di pinggir jalan atau di tempat-tempat keramaian. Gaya hidup
yang semakin menuntut efisiensi waktu menjadikan masyarakat lebih senang
mengonsumsi makanan yang tidak memerlukan waktu lama untuk diolah dan disajikan.
Salah satu aspek makanan gorengan tersebut kurang aman untuk dikonsumsi adalah
kandungan timbal yang dikeluarkan kendaraan
Metode :
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada minyak sebelum dan
sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan di sekitar kawasan traffic
light Kota Makassar tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional.
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 pedagang gorengan di sekitar
kawasan traffic light. Teknik
pengambilan sampel yaitu porpusive sampling dengan jumlah 7 pedagang gorengan.
Hasil : Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa kandungan timbal pada minyak sebelum penggorengan
yang terendah adalah pedagang yang berjualan di persimpangan jalan perintis
kemerdekaan (daya) yaitu sebesar (-0,5417 ppm)
dan tertinggi yang berjualan di persimpangan jalan Perintis Kemerdekaan
(Sudiang) yaitu sebesar (0,0852 ppm). Kandungan timbal pada minyak sesudah
pengorengan yang terendah adalah pedagang yang berjualan di persimpangan jalan
Perintis Kemerdekaan (daya) yaitu sebesar
(-0,3820 ppm) dan tertinggi yang berjualan di persimpangan jalan
Perintis Kemerdekaan (Sudiang) yaitu sebesar (0,1297 ppm) dan dikategorikan
melebihi batas maksimum BPOM tahun 2009 yaitu 0.1 ppm.
Pengetahuan kurang yaitu di persimpangan Jln.
Toddopuli Raya Timur, Jln. Batua Raya-Abd.Dg. Sirua, Jln. Perintis Kemerdekaan
(Sudiang) dan di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Mandai). Sikap
pedagang gorengan cukup yaitu di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Daya)
dan di persimpangan Jln. Cenderawasih-Bajiminasa sedangkan sikap kurang yaitu
berjualan di persimpangan Jln. Cenderawasih-Kakatua, di persimpangan Jln. Toddopuli Raya Timur, di
persimpangan Jln. Batua Raya- Abd.Dg
Sirua, di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Sudiang) dan pedagang
gorengan yang berjualan di persimpangan
Jln. Perintis Kemerdekaan (Mandai). Tindakan pedagang gorengan semuanya
dikategorikan cukup.
Saran : Dari hasil
penelitian ini di harapkan pemerintah dan Dinas Kesehatan Kota Makassar
mengadakan penyuluhan kepada pedagang gorengan tentang pencemaran timbal
melalaui makanan. Diharapkan masyarakat agar mengurangi mengkonsumsi gorengan
yang di jual di pinggir jalan khususnya di sekitar kawasan traffic light di Kota Makassar.
Kata Kunci : Timbal
(Pb), Minyak goreng, pengetahuan, sikap dan tindakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar