Minggu, 20 September 2015

skripsi



Jurnal Penelitian

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL PADA MINYAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGGORENGAN YANG DIGUNAKAN PEDAGANGGORENGAN
DISEKITAR KAWASAN TRAFFIC LIGHT
KOTA MAKASSAR TAHUN 2014


analysis of the lead content in the oil before and after frying fried traders used
the traffic light area around the city of
Makassar in 2014


 












Syamsul Bakhri                   (141 2010 0253)
Yusriani, SKM.,M.Kes                       (Pembimbing I)
Fatmah Afrianty Gobel, SKM.,M.Epid  (Pembimbing II)



Alamat Koresponden
Jl. Pampang II lr.5
Kelurahan Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan
085256909759


PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014


Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada Minyak Sebelum dan Sesudah Penggorengan
Yang Digunakan Pedangan Gorengan Di Sekitar Kawasan Traffic Light
                   Kota Makassar tahun 2014


PENULIS

Syamsul Bakhri*
Yusriani, SKM.,M.Kes**
Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**



NAMA INSTANSI
*) Mahasiswa Epidemiologi FKM UMI
**) Tim Pembimbing FKM UMI



Syamsul Bakhri (141 2010 0253)
Yusriani, SKM.,M.Kes (Pembimbing I)
Fatmah Afriyanti Gobel,SKM.,M.Epid (Pembimbing II)




Alamat Koresponden
Jl. Pampang II lr.5
Kelurahan Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan
ochulalkonjo@gmail.com
085256909759





analysis of the lead content in the oil before and after frying fried traders used the traffic light area around the city of Makassar in 2014

Syamsul Bakhri*, Yusriani, SKM.,M.Kes**, Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**
Epidemiology Department of Public Health Faculty of Indonesian Moslem University

ABSTRACT

Background : The people of Indonesia are very familiar with fast food such as fried foods commonly sold in the streets or in crowded places. Lifestyles are increasingly demanding more efficiency when making the community happy eating foods that do not require a long time to be processed and presented. One aspect of the fried food is safe to consume less lead content issued vehicle.

Methods : This study aims to determine the content of lead (Pb) in oil before and after frying fried traders used the traffic light in the area around the city of Makassar in 2014. Research is a descriptive study with an observational approach. The population in this study was fried by 7 merchants around the area of ​​the traffic light. Sampling technique that porpusive sampling with 7 merchants fried.

Result : The result showed that the lead content in the oil before frying the lowest are traders who sell at the crossroads of pioneer freedom (power) that is equal to (-0.5417 ppm) and the highest selling at a crossroads Pioneer Independence (Sudiang) is equal to (0 , 0852 ppm). Lead content in the oil is the lowest after the pengorengan merchants who sell at a crossroads Pioneer Independence (power) that is equal to (-0.3820 ppm) and the highest selling at a crossroads Pioneer Independence (Sudiang) is equal to (0.1297 ppm) and BPOM categorized exceeds the maximum limit of 0.1 ppm in 2009.
Lack of knowledge that is at the junction of Jln. Toddopuli East Raya, Jl. Batua Kingdom-Abd.Dg. Sirua, Jln. Pioneer Independence (Sudiang) and at the junction of Jln. Pioneer Independence (Mandai). Attitude fried enough that traders at the intersection of Jl. Pioneer Independence (Power) and at the junction of Jln. Whereas Bajiminasa of Paradise-less attitude that is selling at the intersection of Jl. Of Paradise-Parrot, at the junction of Jln. Toddopuli East Kingdom, at the junction of Jln. Batua Kingdom-Abd.Dg Sirua, at the junction of Jln. Pioneer Independence (Sudiang) and fried merchants who sell at the intersection of Jl. Pioneer Independence (Mandai). Fried merchants all actions reasonably categorized.
Suggestion : The results of this study in the hope that the government and Makassar Health Agency providing extension to the merchants of  lead pollution melalaui fried food. It is expected the public to reduce the consumption of fried foods that are sold at the roadside, especially around the area of ​​the traffic light in the city of Makassar.

Keywords : Lead (Pb), cooking oil, knowledge, attitudes and actions.








Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada Minyak Sebelum dan Sesudah Penggorengan
Yang Digunakan Pedangan Gorengan Di Sekitar Kawasan Traffic Light
                   Kota Makassar tahun 2014

Syamsul Bakhri*, Yusriani, SKM.,M.Kes**, Fatmah Afriyanti Gobel, SKM.,M.Epid**
Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia

RINGKASAN

Latar Belakang : Dewasa ini masyarakat Indonesia sangat akrab dengan makanan siap saji seperti gorengan yang biasa dijual di pinggir jalan atau di tempat-tempat keramaian. Gaya hidup yang semakin menuntut efisiensi waktu menjadikan masyarakat lebih senang mengonsumsi makanan yang tidak memerlukan waktu lama untuk diolah dan disajikan. Salah satu aspek makanan gorengan tersebut kurang aman untuk dikonsumsi adalah kandungan timbal yang dikeluarkan kendaraan

Metode : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan di sekitar kawasan traffic light Kota Makassar tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 pedagang gorengan di sekitar kawasan traffic light. Teknik pengambilan sampel yaitu porpusive sampling dengan jumlah 7 pedagang gorengan.

Hasil : Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kandungan timbal pada minyak sebelum penggorengan yang terendah adalah pedagang yang berjualan di persimpangan jalan perintis kemerdekaan (daya) yaitu sebesar (-0,5417 ppm)  dan tertinggi yang berjualan di persimpangan jalan Perintis Kemerdekaan (Sudiang) yaitu sebesar (0,0852 ppm). Kandungan timbal pada minyak sesudah pengorengan yang terendah adalah pedagang yang berjualan di persimpangan jalan Perintis Kemerdekaan (daya) yaitu sebesar  (-0,3820 ppm) dan tertinggi yang berjualan di persimpangan jalan Perintis Kemerdekaan (Sudiang) yaitu sebesar (0,1297 ppm) dan dikategorikan melebihi batas maksimum BPOM tahun 2009 yaitu 0.1 ppm.
Pengetahuan kurang yaitu di persimpangan Jln. Toddopuli Raya Timur, Jln. Batua Raya-Abd.Dg. Sirua, Jln. Perintis Kemerdekaan (Sudiang) dan di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Mandai). Sikap pedagang gorengan cukup yaitu di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Daya) dan di persimpangan Jln. Cenderawasih-Bajiminasa sedangkan sikap kurang yaitu berjualan di persimpangan Jln. Cenderawasih-Kakatua,  di persimpangan Jln. Toddopuli Raya Timur, di persimpangan Jln.  Batua Raya- Abd.Dg Sirua, di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Sudiang) dan pedagang gorengan yang berjualan  di persimpangan Jln. Perintis Kemerdekaan (Mandai). Tindakan pedagang gorengan semuanya dikategorikan cukup.

Saran : Dari hasil penelitian ini di harapkan pemerintah dan Dinas Kesehatan Kota Makassar mengadakan penyuluhan kepada pedagang gorengan tentang pencemaran timbal melalaui makanan. Diharapkan masyarakat agar mengurangi mengkonsumsi gorengan yang di jual di pinggir jalan khususnya di sekitar kawasan traffic light di Kota Makassar.


Kata Kunci : Timbal (Pb), Minyak goreng, pengetahuan, sikap dan tindakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar